Rabu, 23 Maret 2011

Nasi Krawu "Jajanan Khas Kota Gresik"

Sebuah kota kecil di sebelah barat Surabaya tepatnya kota gresik memiliki jajanan kuliner yang begitu enak. Sebuah jajanan dengan ciri khas nampan dari daun pisang yang dipotong bundar melingkar dan dihias dengan menarik. Selain itu rasa pedas yang selalu dirasakan dilidah. Meskipun pedas peminat makanan ini sangat banyak. Sebuah santapan yang menarik yang harus dicoba.

Nasi krawu namanya. Mungkin bagi orang yang belum tau bentuk dari nasi krawu ini menganggap bahwa nasi ini hanya terdiri dari nasi dan sayur-manyur yang ditaburi dengan parutan kelapa. Tapi ketika pertama kali saya melihat bentuk dari nasi krawu ini sangatlah berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Karena di kota sidoarjo krawu sendiri memilki arti sayur mayur yang telah direbus dan dicampur dengan parutan kelapa. Tapi setelah saya melihat nasi krawu khas gresik sangatlah berbeda dengan yang saya pikirkan dengan krawu asli dari sidoarjo. Yang terdiri dari setumpuk nasi putihyang sudah dimasak dan diberi ajian mantab ala chief nasi krawu. Selain itu diberi taburan parutan kelapa dan dagingrajang halus.

Sangat menarik apalagi bagi yang baru pertama kali mencobanya. Kenapa menarik karena dilihat dari tampilannya begitu menawan dan apalagi kalau sudah merasakannya pasti lidah anda akan terbakar karena rasa pedasnya yang ada di parutan kelapa. Kalau masalah harga sesuai lah dengan rasa yang ditawarkan. Hanya mengeluarkan Rp 10000,- sudah mendapatkan sepiring nasi krawu yang begitu lezat rasanya. Apabila anda ingin mencobanya dan segan mampir ke kota gresik anda bias mampir ke asi krawu bu timan Pojok Bunder, Gresik atau Bu Timan Jln Veteran Depan Ikan bakar Cianjur.

Atau kalau anda belum sempat atau bahkan anda berada jauh di luar kota gresik anda bias membuatnya sendiri. Saya meyediakan resep ala chief harys. Hahaha. Tp untuk rasa saya tidak menanggungnya tapi dijamin manta blah “MAK NyUS kata pak Bondan”, karena resep ini ssaya dapat langsung dari bu timan.
Wah tidak main-main bu timan memberikan semua resepnya untuk membuat nasi krawu ini. Berikut resepnya :

Bahan :
500 gr daging sapi, potong2 melebar setebal 1cm searah serat
500 ml air (tambah secukupnya kalo tanpa panci presto)
1 sdt garam
2 lembar daun salam
1 batang serai, digeprak
200 ml santan kental
¼ butir kelapa setengah tua, parut memanjang untuk poyah coklatnya
3 lembar daun jeruk purut
Bumbu Halus :
7 butir bawang merah
4 siung bawang putih
2 cm lengkuas (asumsi diameter sekitar 2 cm)
3 cm kunyit (asumsi diameter sekitar 1.5 cm)
1 sdm ketumbar
5 butir kemiri
1/3 sdt asam jawa
2 sdm gula merah
1½ sdt garam / sesuai selera
Pelengkap :
Nasi putih anget
Poyah Kelapa Kuning (bisa juga poyah coklatnya aja)
Sambel terasi
Cara olah :
- Masukin potongan daging, air, garam, bumbu halus, daun salam dan sereh ke dalam panci presto. Proses selama 15 menit terhitung dari waktu berdesis. Matikan dan diamkan hingga tekanannya habis.
- Masak sampai air menyusut, bumbu meresap dan daging tambah empuk.
- tuang santan kental, Masak dengan api kecil dan tutup terbuka sambil sesekali diaduk sampai kuah mulei menyusut (jangan kuatir kalo dagingnya jadi koyak2, inilah ciri khasnya Krawu Gresik).
- Tiriskan dagingnya, sisihkan. Sisa kuahnya di campur dengan parutan kelapa setengah tua.
- Taruh parutan kelapa di wajan, tambahkan daun jeruk yang di suwir, Sangrai sambil di aduk2 sampe rata dan meresap, dan kering. Matikan api. Buang daun jeruknya.
- Daging di goreng dalam minyak banyak, jangan terlalu kering.
- Siap disajikan dengan pelengkapnya.

Wah sangat menarik apabila anda mencobanya untuk memasak sendiri resep nasi krawu bu timan ini, bagi anda yang berada jauh dari kota gresik. Tapi apabila anda melewati kota gresik mampilah ke nasi krawu ini. Dijamin Top Mar Kotop, Mak Nyus, Mangzzztabbzzzz, semuanya lah untuk nasi krawu. Selamat mencoba dan menikmati.

Harys Zhendykiawan
God Will Save The Traveller
Read More...

Selasa, 22 Maret 2011

THE FORGOTTEN ISLAND

Ketika itu perjalanan saya mulai pada sore hari dengan ditemani denga motor kesayangan saya si putih panggilannya. Kenapa si putih karena motor saya “Yamaha mio berwarna putih”. Hehehe. Cukup lucu ketika memikirkan panggilan motor keayangan saya. Perjalanan ini saya mulai dari Surabaya dan saya buta akan pulau yang akan saya kunjungi ini.

Sebuah pulau yang terletak di sebelah timur laut dari jawatimur yang memiliki besar kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa. Pulau yang akan menjadi tempat travelling saya adalah pulau Madura. Sebelumnya saya belum pernah menginjakan kaki saya pada pulau ini yang terkenal dengan sebutan pulau garam karena mayoritas penduduk di Madura bekerja sebagai petani garam.

Tersirat dalam pikiran saya terhadap penduduk Madura karena efek dari tragedy sampit bahwa orang Madura terkenal dengan temperamental. Tapi ketika saya disuatu desa di daerah pamekasan Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji). Tapi hanya pemikiran saya ketika itu tapi setelah berinteraksi dengan orang Madura ternyata mereka ramah-ramah.
Mereka marah apabila mereka merasa terganggu dan harga diri mereka terganggu karena orang Madura sendiri memiliki peribahasa “lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata”. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura dengan menggunakan clurit.

Selain itu Madura juga memiliki suku madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang . dan saya tidak heran ketika berkunjung ke daerah luar pulau Madura banyak dijumpai orang Madura yang sedang mencari pekerjaan karena orang Madura juga dikenal tidak pantang menyerah.

Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura.
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.

Selain itu pulau Madura meiliki sejarah yang dilihat dari sisi politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri,Singosari dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.

Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak. Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil.
Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana. Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam. Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

Ketika berada disana pasti yang dirasakan adalah tandus dan panas dan perasaan itu juga dirasakan oleh pelancong lainnya. Memang disana sangat panas dan tandus dan itulah kondisi pulau Madura. Dimadura juga memiliki kebudayaan yang terkenal yaitu karapan sapi.
Karapan sapi sebenarnya merupakan hasil kreasi budaya asli masyarakat Madura yang hingga kini masih lestari bahkan menjadi ikon budaya di Pulau Garam ini yang dikenal luas masyarakat nasional bahkan internasional. Budaya ini juga akhirnya menjadi andalan bagi Pulau Madura untuk mendatangkan para wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati potensi pariwisata yang ada.

Hanya saja, dalam perkembangannya banyak pihak yang menyayangkan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan karapan sapi ini. Seperti adanya praktik penyiksaan pada pasangan sapi karapan saat berlomba di lapangan. Membacok pantat sapi dengan paku dan mengoleskan cabai dan balsem ke kedua matanya agar larinya kencang, akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang biasa dilakukan.

Ya begitulah pulau Madura yang menyimpan banyak sekali fenomena alam dan kebudayaan yang tersimpan. Tetapi banyak yang menganggap remeh pulau yang satu ini. Pulau sangat indah dengan berjuta ciptaan Illahi. Ya begitulah nasib pulau yang terlupakan. Semoga saja pulau yang terlupakan ini bs diperhatikan olaeh pemerintah untuk meningkatkan kebudayaannya. Madura island is an interesting,spectacular things that I’ve never forgotten.



Harys Zhendykiawan
God will save the traveller Read More...

Senin, 21 Maret 2011

Kereta Seribu Umat

Sebauh perjalanan panjang nan melelahkan menuju sebuah kota di jawa yang menyimpan sejuta keindahan alam. Kota bandung yang akan saya tuju saat ini demi suatu kepentingan yang begtu penting bagi kehidupan saya.

Perjalan mulai saya tempuh menuju Stasiun KA Kertosono dengan menaiki Bus Sumber Kencono. Perjalanan yang selalu ditemani jalanan aspal hitam pekat sepanjang 83 km dari Surabaya menuju Kertosono. Perjalanan yang melelahkan dimulai dari stasiun KA kertosono bersama gerbong KA Kahuripan Ekspres dengan jurusan Kediri-Bandung. Sebuah Kereta Api rakyat yang bias dibilang fasilitas sangat minim karena memang Kahuripan ekspres termasuk golongan Kereta Api jenis Ekonomi Class. Meskipun Ekonomi Class banyak cerita yang bisa di bisa diambil mulai dari penumpang sampai pedagang asongan yang selalu menawarkan jajanan cirri khas dari beberapa daerah.
Kereta Api Kahuripan Ekspress ini terdiri dari 1 Lokomotif dan 7 gerbong yang semua dirangkai menjadi satu dengan tujuan kota kembang “Bandung”. Banyak cerita yang bisa diceritakan dalam rangkaina gerbong ini. Ya namanya juga kereta rakyat, kerata seribu umat kata beberapa orang yang menaiki kereta ini. Karena ketika kereta sampai pada kota sragen banyak penumpang yang masukl ke beberapa gorbong KA Kahuripan Ekspress ini. Banyak juga penumpang yang sampai duduk dan tertidur di kolong- kolong tempat duduk kereta apai karena banyaknya penumpag yang menaiki kereta ini. Bahkan mereka merelakan diri untuk dilewati oleh pedagang asongan yang lewat kesana kemari demi menjual jajanan khas daerah tertentu.
Banyak stasiun yang di singgahi oleh kereta seribu umat ini. Seperti stasiun madiun,stasiun sragen, solo jebres, solo purwosari, jogja lempueyangan, kutoarjo,wangon, tasikmalaya, ciamis, cibatu, waroeng bandrek, sampai terakhir kiaracondong “bandung”. Meskipun ada beberapa stasiun bonafit untuk keas eksekutif tidak menjadi tempat pemberhentian seperti solo balapan dan stasiun tugu Jogjakarta. Ya memang kereta ini adalah kereta api seribu umat dan tergolong kereta Ekonomi Class jadi ya hanya Stasiun kecil, Tapi meskipun hanya stasiun kecil tapi rakyat yang menaiki rangkaina gerong ini sangatlah ramah-ramah.
Kopi…. Kopi….. jahe… jahe…. Popmie…. Popmie…. Itu yang menjadi music ketika saya menaiki kereta api ini. Music tradisional ala pedagangan asongan. Hahaha. Cukup unik tapi bisa menjadi teman selama diperjalanan. Bahkan ada juga penjual nasi dari berbagai jenis nasi yang dijual, nasi remes ikan hiu kata penjual. Agak aneh mnu init p ini merupakan kata-kata dar penjual untuk menarik peminat pembeli untuk membeli nasi ini. Tapi ketika sudah membeli dan bungkusan kta buka bukan hiu yang akan dijumpai melainkan ikan kecil bertabur sambal merah khas nganjuk dan ikan itu adalah ikan tongkol. Cukup unik gaya dari penjual ini dan harga nasinya pun cukup murah, hanya 3ribu rupiah kita sudah mendapatkannya. Harga minuman hangat ala keeta api seribu umat pun ini cukup murah, hanya 2ribu rupiah pergelar kecil. Meskipun gelanya kecil tapi cukup untuk menghangatkan diri. Memamng pedagang asongan ini adalah sahabat dari para penumpang kereta seribu umat ini..
Memang menyimpan begitu banyak cerita dari kereta seribu umat ini. Bahkan saya takjub akan ketangguhan dari kereta ini yang memiliki jarak tempuh yang begitu jauh sekitar 836 km. bahkan rangkaian rel kereta api yang selalu menemani perjalanan saya begitu panajng dan berkelok-kelok bahkan kalau bisa dibayangakan dan dilihat dari atas udara kereta apai seribu uamat ini seperti ular yang sedang bergerak ketika melewati jalan yang berkelok-kelok ini. Sungguh sangat menakjubkan kerata api seribu umat ini. Sampai saya ketika berdiri didekat pintu gerbong tersenyum dan ketawa dengan sendiri karena banyak hal yang terjadi di kereta seribu umat ini. Perjalanan siang malam hingga siang menyapa kembali mewarnai perjalan saya menuju kota kembang.
Ketika perjalanan memasuki jalur nagrek yang terkenal rawan akan terjadi kecelakan ini membuat saya begitu takut dan meragukan akan kekuatan dari kereta seribu umat ini. Karena kitika pagi menyapa alam sudah memberikan pemandangan yang begitu indah banyak sekumpulan gunung-gunung membentang tinggi di perjalanan saya. Saya berpikir apakah kereta seribu umat ini bisa melawati serangkaian gunung ini. Karena dilihar dari jumlah gerbong dan jumlah penumpang yang begitu banyak. Tapi pemikaran seperti itu hanya terpikirj\kan hanya sejenak dibenak saya karena saya percaya sepnuhnua kepada masinis. Dan bergegas saya mengambil kamera dan mengabadikan pemandangan seperti ini.
Pemandangan kereta api seribu uamt melewati tengah-tengah gunung denan rangkaianm gerbong yang panjang yang terisi oleh desakan seribu umat ini. Jalur rel kereta api yang berkelok-kelok tiada henti. Suara mesin lkomotif terdengar hingga gerbong yang saya naiki demi mendapatkan tenaga untuk menaiki tanjakan-tanjakan yang ada. Disamping kanan dan kiri terlihat hijaunya sawah penduduk sunda dan saung-saung kecil yang berada di atas kolam ikan. Memasuki jalur ini banyak suara-suara sunda yang mulai terdengar ramah diteling saya. Sok atuh kang, sabaraha, kadiek kang. Banyaka sekali yang mulai terdengar akan suara-suara itu dan tak menutup telinga saya karena suara itu menjadi alunan music pengganti dari suara-suara pedaganga asongan.
Jalur nagrek yang panjang dan berkelok-kelok ini menjadi sebuah wisata gratis bagi penumpang kereta seribu umat. Yang bagaikan mendapatkan sarapan bagiu mata-mata penumpang yang baru saja terbuka dari tidur malam. Jembatan antar jurang juga menjadi tempat menarik untuk diabadikan. Banyak jembatan panjang yang menghubungkan rel kereta api ini. Konon jembatan ini warisan dari jaman penjajahan belanda dulu. Memang kalau dilihat dari arsitekture bangunannya seperti bangunan peninggalan belanda. Ya meskipun sudah berumur ujur bahkan umur jembatan itu lebih tua dari umur saya pemerintah setempat wajib untuk merawatnya demi alat hubung transportasi kereta seribu umat ini.
Mata mengantuk dan tubuh yang lelalh ini serasa segar kembali ketika melihat pemandangan sepanjang perjalanan bersama kereta apai seribu umat ini. Meskipun tubuh ini selalu berontak untuk ingin istirahat tapi akan adanya keindahan ini tubuh serasa bangkit kembali untuk mengabadikannya. Ketika perjalan terhentikan karena ada kereta kelas eksekutif yang mau mendahului maka kereta saya pun berhenti di stasiun waroeng bandrek. Sebuah stasiun yang cukup unik karena ban yak sekali penjual bandrek yang ada disini. Berjualan di pinggir-pinggir stasiun. Kang bandrek… kang bandrek… mangga-mangga kang.. itu yang selalu diucapkan penjual bandrek disana. Saya pun turun sambil menunggu kereta kena langsir saya pun membeli bandrek dan menikmatinya dengan ditemani udara dingin. Dingin sekalu karena ketika saya bertanya ke penjual bandrek stasiun bandrek ini merupakan stasiun yang tempatnya paling tinggi dibandingkan dengan stasiun yang lainnya. Makanya di stasiun ini sangat dingin udaranya.
Ketika kereta ekskutif pun lewat kereta saya masih berhenti karena harus member lajur rel kepada sesame kereta seribu umat tetapi lain jurusan. Kereta Api Pasundang Ekspress jurusan “Surabaya-Bandung”. Kereta yang dilihat dari classnya ini memiliki bentuk yang sama baik dari luar maupun dalam. Ekonomi Class dengan kondisi yang sama penumpang saling berdesakan demi mendapatkan ternyaman untuk menikmati perjalanan. Pasundan pun lewat dan kereta saya pun menruskan perjalanan menuju kiaracondong “Bandung”. Perjalanan berlanjut dan sedikit demi sedikit penumpang dari kereta seribu umat ini pun berkurang karena banyak yang turun di beberapa stasiun kecil.
Tulisan besar disepan dengan bertuliskan “”KIARACONDONG” sudah terlihat. Hati pun tersa senang karena tubuh ini akan keluar dari rangkaian gerbong yang berdesak-desakan karena penumpang. Tapi akan kenangna bersama Kahuripan Ekspress ini tidak bisa hilang begitu saja. Hilang langsung terbawa angin dengan sendirinya. Akan tertanam selalu kejadian didalam gerbong bersama music tradional ala asongan dan ala orang sunda meskipun music itu tidak memiliki irama. KAHURIPAN EKSPRESS kereta seribu uamat yang memberikan suguhan-suguhan yang wajib dinikmati bagi para traveler sejati.



Harys Zhendykiawan
“God Will Save a Traveller” Read More...

Jumat, 19 November 2010

pantai pangandaran

Pantai Indah Pangandaran
Objek wisata yang merupakan primadona pantai di Jawa Barat ini terletak di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran dengan jarak ± 92 km arah selatan kota Ciamis, memiliki berbagai keistimewaan seperti:
1. Dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu tempat yang sama
2. Pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita untuk berenang dengan aman
3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih
4. Tersedia tim penyelamat wisata pantai
5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang memadai
6. Terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang mempesona.
Dengan adanya faktok-faktor penunjang tadi, maka wisatawan yang datang di Pangandaran dapat melakukan kegiatan yang beraneka ragam: berenang, berperahu pesiar, memancing, keliling dengan sepeda, para sailing, jet ski dan lain-lain.
Adapun acara tradisional yang terdapat di sini adalah Hajat Laut, yakni upacara yang dilakukan nelayan di Pangandaran sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan YME dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada tiap-tiap bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur Pangandaran.
Event pariwisata bertaraf internasional yang selalu dilaksanakan di sini adalah Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran International Kite Festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya yang bisa kita saksikan pada tiap bulan Juni atau Juli.
Fasilitas yang tersedia:
1. Lapang parkir yang cukup luas,
2. Hotel, restoran, penginapan, pondok wisata dengan tarif bervariasi,
3. Pelayanan pos, telekomunikasi dan money changer,
4. Gedung bioskop, diskotik
5. Pramuwisata dan Pusat Informasi Pariwisata,
6. Bumi perkemahan,
7. Sepeda dan ban renang sewaan,
8. Parasailing dan jetski. Read More...